Bismillah
marilah bersiap siaga untuk Ramadhan tahun 1435, semoga Allah membuat kita sampai
sebagaimana surga, bersiap siaga, berhias untuk Ramadhan tahun depan …..
shalat tiang agama, rukun islam yang berupa bangunan, lalu tentang atap? apakah atap itu sebagai puncak, tujuan utama, ataukah atap itu sebagai pelindung?
tekad memperbaiki ritual-ritual,
dimana ibadah “ritual” adalah esensi, penyembahan kepada Allah dalam makna terdalamnya
Shalat,
pake buku tanbihul ghafilin biahaadits sayyid al anbiyaa wa al mursaliin
agar shalat semakin berasa sebagai cara menyembah Allah yang paling utama
membahas shalat, akan terkait masalah ‘dalil pensyariatannya dan hukum fiqih” …. tapi dua masalah ini ga dibahas khusus, buku dan tulisan yang bahas 2 hal ini udah banyak
disini saya mau mengetengahkan tentang shalat dari 4 sisi…..
pertama : surat Thaha ayat 14 :
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”
kedua : surat an Nisa ayat 103 :
“Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”
ketiga : surat al ankabut ayat 45 :
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”
keempat : surat al Hajj ayat 41 :
“orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan”
sesudah dari sudut empat ayat tadi, kita akan membahas hadits-hadits tentang shalat
malam ini, kita bahas dua hal dari empat diatas, yaitu tentang shalat yang bertujuan mengingat Allah dan tentang shalat adalah kewajiban yang ditentukan waktu-waktunya
sebelum membahas dua hal ini, saya kutip apa yang ditulis imam as samarqandy, tentang shalat
[sesungguhnya Allah ketika menciptakan tujuh langit dan menghiasinya dengan malaikat, kemudian membuat mereka menyembah Allah dengan cara shalat, maka mereka tidak lemah dan bosan dalam shalat meskipun sekejap.
Setiap penduduk langit berbeda cara menyembah Allah, ada yang ibadah dengan berdiri hingga hari kiamat, ada yang ibadah dengan ruku, ada yang ibadah dengan cara sujud, ada yang membentangkan sayapnya, adapun para penjaga ‘illiyiin dan arsy melakukan wuquf dan thawaf sekeliling arsy, bertasbih memuji Allah, dan memohonkan ampun bagi penduduk bumi.
Allah mengumpulkan itu semua dalam ibadah kaum beriman, sebagai tanda pemuliaan, sehingga kaum beriman memiliki bagian ibadah setiap penduduk langit, dan menambahkan al Qur’an untuk dibaca dalam shalat.
Maka Allah menuntut agar kaum beriman mensyukuri karunia cara penyembahan ini, dengan jalan menegakkannya sesuai syarat-syarat nya dan hukum-hukumnya]
kemudian imam as Samarqandy juga menulis :
[Dahulu kala dizaman-zaman awal manusia menempati bumi, iblis terlihat kasap mata, kemudian seorang laki-laki berkata pada iblis : wahai abu Murrah, bagaimana aku berperilaku sehingga aku menjadi sepertimu? Iblis menjawab : “celaka engkau, belum pernah ada yang meminta dariku seperti ini, bagaimana bisa engkau meminta, engkau anak manusia?”
lelaki itu berkata : sesungguhnya aku mencintai pertanyaan itu.
Iblis menjawab : adapun jika engkau ingin seperti aku, maka rendahkanlah shalat dan bersumpahlah atas sesuatu tidak peduli hal itu benar atau dusta
Lelaki itu berkata : mulai detik ini aku tidak akan meninggalkan shalat, dan tidak akan pernah bersumpah karena takut terjatuh dalam dusta
Iblis terbelalak dan berkata : tidak pernah ada yang menipuku sebelum ini, sungguh aku tidak akan pernah lagi menasihati anak Adam]
wuihhh, kereen nih lelaki, moga nanti di surga ketemu
a’udzubillah min asy syaithan ar rajiim
bismillahirrahmaanirrahim,
Allahumma shalli ‘alaa muhammad wa ‘alaa aali muhammad
masuk bahasan :
pertama, tentang mendirikan shalat untuk mengingat Allah
Dalam tafsir ath Thabary, ada dua pendapat tentang makna ayat ini, pertama mendirikan shalat adalah untuk mengingat Allah. Kedua, mendirikan shalat itu adalah saat ingat akan shalat.
Dari dua pendapat ini, imam Thabary cenderung pada yang pertama, bahwa shalat adalah untuk mengingat Allah.
Kaum Mukminin, yang meyakini keberadaan Allah, percaya dengan apa yang dibawa oleh nabi Muhammad, adalah mereka yang menegakkan shalat, al Qur’an selalu menyebutkan tentang mendirikan shalat dengan kata “iqamah” “shalat”.
Al Qur’an tidak mensifati kaum beriman yang menegakkan shalat dengan bahasa tukang shalat (mushallin)
kata-kata mushallin (tukang shalat) adalah kata yang terdapat dalam surat al ma’un untuk menggambarkan shalatnya orang munafik.
Hal yang paling mengganggu tegaknya mengingat Allah adalah urusan dunia, khususnya perniagaan,
Allah mengabarkan hal itu didalam surat an Nuur ayat 37 :
“laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula dilalaikan) oleh jual-beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang”
Cara Allah mengingatkan disini sangat unik, bahwa Allah memuji mereka yang berniaga, menjadi kaya, tetapi semua itu tidak menyebabkan mereka lalai dari mengingat Allah.
jadi tujuan shalat itu mengingat Allah.
kedua, tentang shalat adalah kewajiban yang ditetapkan waktu-waktunya.
cerita dikit diluar topic ya, waktu mencari tentang kenapa waktu shalat wajib ada di 5 waktu di waktu yang Allah tentukan itu,
bahasan diawal babnya dalam buku tanbih al ghafilin adalah tentang keutamaan ummat Muhammad,
salah satu disebut dari ummat Muhammad ada 70 ribu orang masuk surga tanpa hisab,,,, hiks masih ada ga ya kuota nya ….
doa yuk , do’aku “semoga Allah menjadikan aku satu dari 70ribu orang yang masuk surga tanpa hisab, aamien”
ini bab, yang didalamnya terdapat yang kucari, tentang waktu-waktu shalat, adalah bab tentang keutamaan ummat islam…. bab ini wajib diterjemahkan khusus lengkap, bukan dicomot kaya tulisan artikel tentang shalat…. bab yang bisa menentramkan para pegiat Indonesia Tanpa JIL, supaya dapat memandang permasalahan lebih komprehensif dan tidak linear …. banyak sekali dialog-dialog dengan nabi Musa,,, keren dan menguras air mata…..
semua yang nabi Musa inginkan ada pada ummat Muhammad, tapi Allah telah membuat nabi Musa ridha …. syukur tiada terhingga menjadi ummat nabi Muhammad …. karunia Allah …. dan dari ummat nabi Musa itu ada yang tetap dalam petunjuk dan ada pula yang bengkok.
balik lagi tentang waktu shalat….
kita mulai dengan hadits Rasulullah yang diriwayatkan ABu Darda
“yang terbaik diantara ummatku adalah para pengamat langit dan matahari”
Abu Darda menjelaskan : mereka yang senantiasa menanti dan menjaga waktu shalat
Maka ketika dikatakan bahwa ihsan itu adalah “kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihatnya, dan apabila kamu tidak melihatnya maka Allah melihatmu”
jika dipraktekkan dalam shalat, ketepatan waktu dalam shalat sangat urgent. Ketika bumi berputar, waktu adalah sudut-sudut putaran, maka shalatlah saat pintu langit terbuka untuk dimensi ruang dan waktu yang terkait dalam sudut yang tepat, agar kita menyembah Allah dalam keadaan melihat atau terlihat
kenapa 5 waktu dipilih sebagai waktu shalat wajib, dulu kala suka nemu jawaban “ga perlu dipertanyakan?”
nah ternyata sekarang, alhamdulillah ketemu jawabannya
Haditsnya diriwayatkan Ali radhiyallahu ‘anhu
[Ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sedang duduk-duduk dengan kaum Muhajirin dan Anshar, datang padanya sekelompok Yahudi, mereka berkata : Wahai Muhammad sesungguhnya kami bertanya kepadamu, tentang kalimat-kalimat yang Allah Subhaanahu wa ta’alaa berikan pada Musa putra Imran, tidaklah kalimat-kalimat tersebut diberikan kecuali kepada para nabi yang diutus atau para malaikat muqarrabun.
an Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “bertanyalah.”
Mereka berkata : kabarkanlah tentang shalat lima waktu yang Allah wajibkan kepada ummatmu.
anNabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “adapun shalat dzuhur, maka ia adalah waktu dimana neraka Jahannam dinyalakan, tidaklah seorang mukmin shalat diwaktu ini kecuali Allah mengharamkan atasnya bara Jahannam di hari kiamat.
adapun shalat ashar, ia adalah diwaktu adam memakan pohon, maka tidaklah seorang Mukmin mengerjakannya kecuali keluar dari dirinya dosa-dosa hingga bersih bagai hari dilahirkan ibunya, kemudian Rasulullah membaca : jagalah shalat-shalat dan shalat wustha”.
Adapun shalat Maghrib, maka ia adalah waktu dimana Allah menerima taubat Adam, maka tidaklah seorang muslim melaksanakannya dengan penuh pengharapan kemudian meminta sesuatu kepada Allah kecuali Allah berikan padanya.
Adapun shalat ‘atmah atau shalat isya,sesungguhnya kuburan itu gelap, dan hari kiamat itu gelap. Maka tidaklah seorang mukmin berjalan di kegelapan menuju shalat ‘atmah kecuali Allah mengharamkan atasnya bahan bakar neraka dan membuatnya sanggup melewati ash shirath.
Adapun shalat fajar, tidaklah seorang mukmin melaksanakn shalat fajar dalam jama’ah sepanjang 40 hari, kecuali ia terbebas dari dua hal : terbebas dari api neraka, dan terbebas dari kemunafikan.
Para rombongan berkata : benarlah engkau. wahai Muhammad mengapa Allah mewajibkan atas ummatmu puasa 30 hari?
Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam menjawab : sesungguhnya Adam ‘alaihi as salaam ketika memakan pohon tersisa ruang diperutnya kadar 30 hari, maka Allah mewajibkan keturunannya untuk berlapar-lapar selama 30 hari. dan boleh makan dimalam hari sebagai karunia Allah kepada hambanya
rombongan berkata : engkau benar, kini kabarkanlah kepada kami ganjaran bagi ummatmu yang berpuasa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : Tidaklah seorang hamba shaum dibulan Ramadhan kecuali satu harinya dibalas dengan tujuh rupa imbalan, pertama meluruhnya daging-daging haram dari tubuhnya, kedua kedekatan terhadap kasih sayang Allah, ketiga dianugerahi amalan terbaik, keempat dijaganya dari kelaparan dan kehausan, kelima diringankan adzab kubur, keenam diberi cahaya dihari kiamat hingga bisa melewati shirath, ketujuh diberi karamat dalam kehidupan surga”
para rombongan menjawab : engkau benar wahai Muhammad, lalu kabarkanlah tentang keutamaan engkau atas para nabi,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab : Tidaklah seorang nabi kecuali berdo’a meminta hukuman atas kaumnya, adapun aku menabung do’a untuk ummatku, yakni syafa’at dihari kiamat”
para rombongan menjawab : engkau benar wahai Muhammad “kami bersaksi bahwasanya tiada Tuhan selain Allah dan bahwasanya Engkau adalah utusan Allah”
orang-orang yahudi yang kemudian memutuskan berislam di saat itu , bersikap mengecek kenabian nabi Muhammad sesuai apa yang mereka terima dari kitab suci yang ada pada mereka.
menelusuri jejak keagungan ritual, bahwa inilah esensi ibadah, dan kemudian ada perintah-perintah Allah lainnya, keta’atan kepada Allah, totalitas penghambaan.
membangun peradaban berarti memperbaiki ritual kita pada Allah, menyembah Allah sebagaimana yang Allah gariskan buat ummat islam.
nah tentang tentang shalat
sebetulnya masih ada satu lagi kabar berita tentang waktu shalat ini, biar saja menjadi pembuka tulisan yang kedua esok insyaallah
tentang tulisan ini, tentang shalat,
mungkin ada yang berkata padaku : “kenapa aja loh selama ini? baru tahu yang beginian”
sesungguhnya aku berkata : astaghfirullah wa atuubu ilaihi
maklumlah gadis kampung yang tak pernah menjejak dunia (tapi berani-berani menganalisa dunia)
ahh, aku menganalisa dunia sesuai anugerah yang telah Allah limpahkan
dan karunia Allah bagi setiap orang itu berbeda-beda
Subhaana Rabbika Rabbil ‘izzati ‘amma yashifuun, wasalaamun ‘alaa al mursaliin
walhamdulillahi rabbil ‘aalamien