Musik, ohhh musik

Saya suka dengerin musik,
nasyid ok, musik pop pun ok, apalagi musik sunda

sampe kemaren masih dengerin musik, song of the month bulan lalu “Padi – Menunggu Sebuah Jawaban”
dan song of the month bulan ini “Utopia – Cinta Memanggilku”

ahhh , artikel-artikel yang pernah dibaca tentang musik, tidak pernah memuaskan hati,
tidak menenangkan pikiran, (da bacana ge teu serius, hiks)

jadinya diri ini mengikuti hawa nafsu : tetap mendengarkan musik, karena suka

sampai semalam, coba mengumpulkan hadits-hadits seputar musik,
tidak untuk menentukan halal -haram, saya bukan ahli fiqh

tapi untuk membentuk persepsi

music, berakar pada kata Yunani : muses, yaitu dewi-dewi inspirasi sastra, ilmu pengetahuan dan seni

(walah mendengarkan music berarti bisa dikatakan mendengarkan kebiasaan para dewi itu, para dewi mitologi yunani, hiksssss, aku bukan pengikut dewi-dewi)

Kemudian cari padanan dalam bahasa arab
dalam bahasa arab : music punya 3 kata padanan طرب – مزامر – معازف

dan hadits-hadits yang dihasilkan langsung bikin lemes, aduhhhh
istighfar tak henti

hadits pertama :
أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” بَعَثَنِي اللهُ رَحْمَةً وَهَدًى لِلْعَالَمِينَ وَبَعَثَنِي لِمَحْقِ الْمَعَازِفِ وَالْمَزَامِيرِ، وَأَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ
“Dari ANas Bin Malik : Bahwasanya Rasulullah _salam sejahtera baginya, berkata : Allah mengutusku sebagai kasih sayang dan petunjuk bagi semesta alam, dan mengutusku untuk menghapus alat-alat musik pukul (ma’azif), alat musik tiup (mazamir) dan perkara-perkara jahiliyyah”

(syu’abul Iman – 6108)

wahhh, hadits pertama aja udah langsung, nyesss, weis menghapus alat-alat musik jadi salah satu misi Rasulullah, waduh 35 tahun jadi muslim baru ketemu hadits ini.
Abdi mah pengikut Rasulullah, menuntaskan missi semestinya, tapi tentu saja menuntaskan missi harus memperhatikan tabi’at dan karakter dari sebuah zaman

abis dari hadits, kita coba melirik , perspektif zaman, ada sebuah surat unik dari Umar Bin Abdul Aziz ke keponakannya “Umar Bin Al Walid Bin Abdul Malik”, AL Walid Bin Abdul Malik ini khalifah Daulah Umawiyah, Khalifah yang penaklukannya dari ujung timur ke barat, utara-selatan, hingga kekuasaan Daulah Umawiyah membentang di tiga benua asia-afrika-eropa

عَنْ الْأَوْزَاعِيِّ قَالَ: كَتَبَ عُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ إِلَى عُمَرَ بْنِ الْوَلِيدِ كِتَابًا فِيهِ: «وَقَسْمُ أَبِيكَ لَكَ الْخُمُسُ كُلُّهُ، وَإِنَّمَا سَهْمُ أَبِيكَ كَسَهْمِ رَجُلٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ، وَفِيهِ حَقُّ اللَّهِ، وَحَقُّ الرَّسُولِ، وَذِي الْقُرْبَى، وَالْيَتَامَى، وَالْمَسَاكِينِ، وَابْنِ السَّبِيلِ، فَمَا أَكْثَرَ خُصَمَاءَ أَبِيكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَكَيْفَ يَنْجُو مَنْ كَثُرَتْ خُصَمَاؤُهُ، وَإِظْهَارُكَ الْمَعَازِفَ، وَالْمِزْمَارَ بِدْعَةٌ فِي الْإِسْلَامِ، وَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ أَبْعَثَ إِلَيْكَ مَنْ يَجُزُّ جُمَّتَكَ جُمَّةَ السُّوءِ»
“Dari Al Auza’i, ia berkata : Umar Bin Abdul Aziz menulis surat kepada Umar bin AL Walid, sebuah surat yang didalamnya berisi : “Ayahmu membuatmu memiliki bagian 1/5 dari harta negara, seperlima yang seluruhnya buatmu seorang, sesungguhna bagian ayahmu yang benar adalah sebagaimana bagian seorang lelaki muslim saja, adapun di 1/5 itu ada hak Allah, hak Rasul-Nya, hak kerabat-kerabat, hak anak yatim, hak orang miskin, hak para penuntut ilmu. Lihatlah betapa banyaknya orang-orang yang akan menuntut ayahmu di hari kiamat, lalu bagaimanakah seseorang yang banyak musuhnya akan selamat?
Juga tentang engkau yang terang-terangan mengkampanyekan penggunaan alat musik baik alat pukul maupun tiup, semua itu adalah bid’ah dalam agama islam,
aku sangat ingin mengirim pada seseorang yang akan memotong jambangmu, sungguh jambangmu itu adalah jambang dipenuhi kebusukan”
Sunan An Nasai : 4135

atau perspektif zaman yang lebih dekat lagi dengan zaman Rasulullah
أَنَّ أُمَّ عَلْقَمَةَ مَوْلَاةَ عَائِشَةَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّ بَنَاتَ أَخِي عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا خُفِضْنَ فَأَلِمْنَ ذَلِكَ , فَقِيلَ لِعَائِشَةَ: يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ , أَلَا نَدْعُو لَهُنَّ مِنْ يُلَهِّيهِنَّ؟ قَالَتْ: ” بَلَى , قَالَتْ: فَأُرْسِلَ إِلَى فُلَانٍ الْمُغَنِّي فَأَتَاهُمْ , فَمَرَّتْ بِهِ عَائِشَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا فِي الْبَيْتِ , فَرَأَتْهُ يَتَغَنَّى , وَيُحَرِّكُ رَأْسَهُ طَرَبًا , وَكَانَ ذَا شَعْرٍ كَثِيرٍ , فَقَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا: ” أُفٍّ , شَيْطَانٌ أَخْرِجُوهُ , أَخْرِجُوهُ ” , فَأَخْرَجُوهُ
Bahwasanya Ummu ‘Alqamah pembantu Aisyah mengabarkan pada Bukair bin Al Asajj, bahwasanya putri-putri saudara laki-laki Aisyah dikhitan dan mereka merasakan kesakitan, maka dikatakan kepada Aisyah, wahai Ummu Al Mukminin tidakkah kita memanggil orang yang akan menghibur mereka? Aisyah menjawab : ok panggil aja. Ummu Al qamah lalu memanggil seorang penyanyi yang segera mendatangi keponakan-keponakan Aisyah. Kemudian tatkala hiburan sedang berlangsung, Aisyah lewat dan memperhatikan acara yang ternyata acara pertunjukkan musik sambil bergoyang, kepala pemusik itu bergerak mengikuti irama, rambutnya yang gondrong ikut bergerak kesana-kemari. Aisyah lalu berkata : waw, dia itu setan, keluarkan ia, keluarkan ia. maka orang-orang mengeluarkannya
Sunan Kubra Al Baihaqi : 21010

balik ke hadits, sekarang hadits kedua :
قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يُمْسَخُ قَوْمٌ مِنْ أُمَّتِي فِي آخِرِ الزَّمَانِ قِرَدَةً وَخَنَازِيرَ»، قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، وَيَشْهَدُونَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَنَّكَ رَسُولُ اللهِ، وَيَصُومُونَ؟ قَالَ: «نَعَمْ»، قِيلَ: فَمَا بَالُهُمْ يَا رَسُولَ [ص:120] اللهِ؟ قَالَ: «يَتَّخِذُونَ الْمَعَازِفَ وَالْقَيْنَاتِ وَالدُّفُوفَ، وَيَشْرَبُونَ الْأَشْرِبَةَ، فَبَاتُوا عَلَى شُرْبِهِمْ وَلَهْوِهِمْ، فَأَصْبَحُوا قَدْ مُسِخُوا قِرَدَةً وَخَنَازِيرَ»
Abu Hurairah berkata : Rasulullah _salam sejahtera baginya_ berkata : satu kalangan dari ummatku akan dikutuk menjadi kera dan babi, dikatakan pada Rasulullah, benarkah? kok bisa? apakah mereka bersyahadat bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa engkau adalah utusan Allah, dan mereka orang-orang yang berpuasa? Rasulullah menjawab ya : “kok bisa begitu wahai Rasulullah?”. Rasulullah menjawab : “mereka menjadikan berbagai alat musik sebagai kecintaan mereka, mereka meminum khamar, hingga tidurpun bersama minuman dan musik, maka mereka di pagi hari telah dikutuk menjadi kera dan babi”
Hilyah Aulia : jilid 3: hal 119, cetakan daar el fikr 1409 H

ahhhh
selama ini, hadits yang jadi pegangan, adalah hadits kebolehan musik saat walimah, padahal itupun jenisnya adalah duff, alat musik pukul dari kulit binatang dan kayu

jadiiiii ……

niat klo walimahan pengen kecapi suling sudah pasti dibatalkan,
kita ganti rampak kendang wehh plus atanapi angklung ^_^

Leave a comment