ini kisah yang paling menyadarkan saya, tentang pentingnya “mengenal” dan memahami kedudukan setiap manusia.
Manusia sebagai makhluq Allah, apapun agamanya
lalu memahami hak setiap muslim
memahami hak-hak setiap mukmin
mencoba mengenal kedudukan setiap mukmin dihadapan Allah
kisah ini, benar-benar membuka mata
kisah yang membuat memahami betapa suatu kondisi adalah kompleksitas
kisah yang mengajarkan bahwa kita harus mempelajari bagaimana merespon suatu peristiwa
kisah yang membuka mata bahwa setiap pribadi memiliki posisi dan kedudukan dimata Allah
menyadarkan kesejatian bahwa semua urusan kelak dikembalikan kepada Allah
adapun di dunia, maka semua berjalanlah sesuai dengan batasan yang telah Allah tetapkan
Utsman bin Affan punya saudara susuan yang bernama Abdullah bin Sa’d bin Abi Sarhin
Abdullah bin Sa’d bin Abi Sarhin, ia telah masuk islam sewaktu di Mekkah,
bahkan memiliki tugas mulia : mencatatkan wahyu.
Ternyata Abdullah bin Sa’d bin Abi Sarhin “mempermainkan keislamannya”
ia mencatat wahyu sekehendak hatinya, Jika Rasulullah menyampaikan bahwa ayat tersebut ‘aziizun hakiim
Abdullah suka menulis ‘aliimun hakiim
lalu murtad, dan berkata kepada orang-orang kafir bahwa “agama jahiliyyah” lebih baik daripada islam.
saat futuh Mekkah, Abdullah bin Sa’d bin Abi Sarhin lari, takut dibunuh dan kemudian meminta jaminan keamanan kepada Utsman.
Utsman lalu menyembunyikannya hingga keadaan tenang.
setelah kondisi tenang, Utsman membawa Abdullah kepada Rasulullah SAW.
Saat datang Rasulullah terdiam tidak menjawab dalam jangka waktu yang sangat lama.
keadaan menegang ….. tetapi kemudian tegangan menurun dan Rasulullah mengeluarkan jaminan keamanan bagi Abdullah bin Sa’d bin Abi Sarhin.
Utsman dan Abdullah kemudian pamit.
Setelah keduanya pergi, Rasulullah kemudian berkata : “aku terdiam sangat lama, karena berharap salah satu dari kalian berdiri membunuh Abdullah bin Sa’d bin Abi Sarhin”
Seseorang diantara mereka berkata : “kenapa engkau tidak memberi tanda kepada kami”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Adalah haram bagi seorang nabi untuk membunuh dengan cara memberi tanda, Seorang nabi diharamkan berkhianat didepan mata”
(AL Kamil Fi at Taarikh, Ibnu Al Atsier, jilid 2 hal 123… cetakan Daar el kutub el arabi)
Peristiwa ini bisa ditafsirkan macam-macam,
bisa dangkal, bisa menyimpang
adalah tugas kita menyuarakan kejernihan.
memahami teks dan konteks
memahami dengan integral
dari kisah ini, banyak yang dapat saya ambil
1. Pentingnya memahami prosedur dan adab-adab yang Allah tetapkan dalam segala sesuatu, dan lalu menerapkannya setiap keadaan yang sesuai terjadi
2. menjaga batas-batas kewenangan, memahami peran dan posisi
ahhh, malam ini titik kritis itu kembali ditemukan
Abdullah bin Sa’d Abi Sarhin menjadi kunci ditaklukannya Afrika, menjadi kunci penyebaran islam di Afrika
sungguh semakin ingin melihat apa yang akan terjadi di esok hari
saat semakin takjub dengan keadilan dan kebijaksanaan di pengadilan Allah
kisah unik ini, semakin membuat mau membaca kompleksitas kehidupan
mengenal manusia dan prahara-prahara yang menimpanya
Allahumma Shalli ‘alaa muhammad wa ‘alaa aali muhammad
dan
Semoga Allah senantiasa melimpahkan kasih sayangnya kepada seluruh kaum beriman