Para Pencerabut Keberkahan

Saat tak semua mata memiliki kekuatan yang sama
Saat Rasionalitas meraja, dan mereka para pengindera keajaiban tak lagi didengar kisah-kisah uniknya
Itulah masa berjayanya para pencerabut keberkahan.

Ada kekecawaan mendalam dimata Abu Hurairah kepada para Pencerabut Keberkahan
Kantung kurma ajaibnya telah terjatuh
Kantung kurma yang telah sanggup membuatnya berderma lima belas juta liter kurma
Semuanya adalah derma bagi keluhungan agama Islam, derma untuk menggapai cinta Allah.

Kantung kurma yang ikut terkulai bersama terbunuhnya Sang Dua Cahaya
Ketika malaikat-malaikat pengusung keberkahan tak sudi lagi memenuhi kota Medinah, kota cahaya.
Hingga malaikat penjaga kantung ajaib Abu Hurairah turut pergi, kembali ke langit tinggi

Tugas malaikat-malaikat keberkahan itu telah selesai tepat disaat para pencerabut keberkahan menusuk-nusuk Sang Dua Cahaya di urat-urat nadinya, hingga hampir-hampir saja seluruh malaikat keberkahan meninggalkan Madinah, andai Nailah tidak berhasil mencegah Para Pencerabut keberkahan memenggal kepala Sang Dua Cahaya.

Nailah, jeritannya di subuh itu telah menyelamatkan kepala mulia milik Sang Dua Cahaya,
Lengkingan yang membuat beberapa sudut kota Madinah masih dijejaki malaikat keberkahan.

Abu Hurairah bersenandung lirih menyaksikan kerobohan rumahnya :
Tiga keburukan besar yang menimpa hidupku
Telah terjadi semuanya
Adalah keburukan bagiku saat aku menyaksikan wafat Rasulullah
Betapa celaka aku ketika Sang Dua Cahaya terbunuh dan aku ada di dekatnya
Lalu keburukan ketiga tak ingin lagi menunda kedatangannya
Kantung kurma ajaib telah terjatuh dan terbang entah kemana

Senandung yang mengingatkan pada suatu peristiwa kelaparan
Hari itu kami tak memiliki apa-apa
Kelaparan tengah melanda
Ketika Rasulullah bertanya pada Abu Hurairah : “apa yang kau miliki?”
ABu Hurairah lalu datang dengan kantung berisi beberapa biji kurma
Rasulullah lalu memasukkan tangannya kedalam kantung
dan yang keluar adalah segenggam kurma
Rasulullah lalu meminta ABu Hurairah memanggil sepuluh tentara
Para tentara itu melahap kurma hingga mereka kenyang

Lalu Rasulullah memasukkan kembali tangannya kedalam kantung
dan mengeluarkan segenggam kurma, kembali memanggil sepuluh tentara, terus demikian hingga seluruh anggota pasukan tak lagi kelaparan

Sejak hari itu, kantung ajaib yang diberkahi itu tak pernah berhenti mengeluarkan kurma
Hingga ia sampai pada takdirnya di hari ini, tugasnya telah selesai.
Takdirnya hingga Sang Dua Cahaya menghembuskan nafas terakhirnya