Kesal, marah, kecewa ….
hal-hal yang sulit dihindari dalam bergaul dengan orang-orang yang berbeda pandangan,
sementara Al Qur’an memerintahkan senantiasa bersabar
hari ini menemukan bagaimana mengelola keinginan bahwa kesabaran itu berbatas
Dalam musnad Ibnu Abi Syaibah, no 257
“Sesungguhnya Rasulullah ketika mendapat cercaan dan celaan dari kaumnya, beliau berdo’a “wahai Allah, tolonglah aku dengan menghukum mereka 7 tahun seperti 7 tahunnya Yusuf”
Maka kaum kafir Quraisy dihukum dengan sedikitnya makanan, hanya ada tulang dan bangkai. Baru berlangsung setahun penderitaan telah menjadi-jadi, hingga jika mereka melihat langit, seakan-akan langit itu asap kabut tebal.
Mereka lalu mendatangi Rasulullah, dan Rasulullah mengajarkan mereka do’a sehingga mereka berdo’a : “Wahai Allah singkapkanlah dari kami siksa derita”
Dikatakan kepada Rasulullah “jika derita tersingkap maka mereka akan kembali kepada kekafiran”
Rasulullah yang hatinya sangat lembut memahami ini, dan memperkuat permohonan agar Allah mencabut siksa derita krisis dari kaum kafir Quraisy,
dan setelah kehidupan kembali baik, mereka kembali mencerca dan mencela Rasulullah.
Allah kemudian membalas mereka dengan kejadian perang badar.
Pelajaran berharga dari kisah ini, bahwa terkadang terucap sumpah serapah pada batas kekesalan,
Jika sumpah serapah terjadi, dan dikabulkan, maka harus bersiap berlapang dada dan memohon agar Allah mencabut sumpah-serapah buruk tersebut
Abis pulang belanja kain, di toko langganan yang ternyata sangat benci Prabowo dan PKS, ingin nyumpahin, ya Allah semoga bangkrut sebangkrut-bangkrutnya toko kain itu
sumpah serapah yang tak jadi disebut
ahhh, siang yang indah,
mengajarkan berinteraksi dengan batas-batas kesabaran dengan cara yang sangat manusiawi
Rindu Rasulullah, sangat