Mesir mencekam
ketika pintu gugur sebagai syuhada di buka di Medan Mesir
aslinya, bagi saya waktu Dr Mursi digulingkan dikudeta
yang terbayang kemudian adalah suatu perang,
suatu perang setara antara kekuatan pendukung Dr Mursi versus militer
tapi ternyata, para pengambil kebijakan pendukung Dr Mursi disana memilih “demontrasi damai”
yang 2 hari ini berujung pada mengganasnya militer
mereka yang memegang senjata menembaki demonstran yang menyerukan “damai!!!”
ahh, demokrasi
demokrasi adalah suatu jalan,
bisa kita katakan jalan mudah
jalan damai yang diterima banyak pihak……
namun banyak keadaan, demokrasi bukan jalan untuk menunjukkan siapa yang benar , dan siapa yang salah ….
demokrasi adalah salah satu jalan untuk membangun peradaban ….
adapun Mesir,
sejarah panjang nya,
paling tidak pada sejarah yang dimulai di awal abad 20…..
tentang gerakan yang dibangun Imam Syahid Hassan al Banna
betapa banyak darah telah tertumpah, di ujung senjata atau di tiang gantungan ….
tanpa pengadilan …. tanpa kejelasan… atau bahkan pengadilan palsu ….
dimanakah kebenaran?
Lalu ketika di suatu hari, kemenangan Pemilu di raih dan Dr Mursi terpilih menjadi presiden …..
hati bertanya?
menjadi pemimpin adalah membangun peradaban?
mestikah dibangun diatas ketidakjelasan
siapa yang benar dan siapa yang salah?
akan darah imam syahid dan murid-muridnya yang membasahi bumi mesir seabad lamanya?
Lalu ketika kudeta itu terjadi,
sungguh aku merasa ini adalah situasi surat al anfaal ayat 7 :
“Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua kelompok (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak berkekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk meneguhkan kebenaran dengan kalimatNya dan memotong rantai kekafiran”
dengarlah seruan ini, sungguh rasanya Allah mengirim signal ini,
perjelaslah sejarah panjang seabad tentang tiran-tiran yang membungkam kebenaran
tunjukan kebenaran dengan mengangkat senjata
demokrasi, belum saatnya
rantai militer tiran harus diputus..
Hari-hari berlalu sejak kudeta,
Pendukung Dr Mursi setia pada perdamaian….
dan terjadilah apa yang terjadi
do’aku bagi para syuhada
kembali pada masa silam …. tentang kisah yang menumpahkan darah
ada Habil ada Khalifah Utsman bin Affan yang memilih jalan “damai”,
keduanya tidak mengangkat senjata, tiada melakukan perlawanan
lalu ada imam Husein yang terjebak di Karbala, Imam Husein mengadakan perlawanan sekuat tenaga.
lalu tentang hari ini, corak ragam mana yang dipilih,
Medan Badar, tampaknya bukan jalan ini yang ditempuh
Mesir,
negeri eksotik rebutan
Sebelum banjir Nuh, ia adalah negeri penyihir,
seorang penyihir berhasil mencuri tahu apa yang akan terjadi,
ia dan putrinya turut di kapal Nuh.
paska banjir
Pertama didiami Mesir yang keturunan Ham bin Nuh
generasi berikutnya Fir’aun yang separuh arab ‘imliq, atau arab raksasa
lalu penaklukan-penaklukan terjadi
bangsa Greek Yunani dengan sang Ratu Cleopatra berkuasa
lalu Roma Byzantium, dan Muquqis gubernurnya saat Rasulullah SAW berkirim surat padanya.
masa berikutnya ‘Amr bin Ash, meyakinkan Khalifah Umar bin Khaththab, bahwa Mesir harus ditaklukan, dan Mesir pun terarabkan
para pembangkang zaman Khalifah Utsman bin Affan sebagian besar dari Mesir
pemipin-pemimpin silih berganti
Kesultanan Ayyubi yang berasal dari Kurdi
Kesultanan Mamalik yang merupakan tentara Turki
lalu Turki Utsmani
Oh bumi Mesir …..
Jika antar anak bangsa sendiri tak bisa berdamai,
terkalahkan kepentingan dan konspirasi musuh-musuh Islam,
ketika pihak pemegang kebenaran dari anak bangsa ini sungkan mengangkat senjata
mungkin waktu akan memperlihatkan
suatu penaklukan bangsa pendatang atas tanah Mesir
suatu tinjauan sejarah
do’a bagi Mesir,
do’a bagi para syuhada
do’a perlindungan bagi para Demonstran
dalam Ramadhan yang penuh tetesan air mata