Tiada akan beriman Kecuali Allah berkehendak

Alhamdulillah,
segala puji bagi Allah,
yang memberikan kesempatan membaca lembar-lembar tafsir an Naisabury ….

banyak hal yang njelimet, atau hal yang bikin waswas,
dapat dijelaskan oleh imam an Naisabury dengan logika yang sederhana dan dapat dipahami oleh saya,

sebagaimana ayat berikut ini :

Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (al an’am :111)

ayat ini, terutama bagian yang ditebalkan dan dimiringkan ….
menjadi bahasan panjang lebar dalam sekte-sekte akidah dikalangan ummat islam,
tentang takdir,
tentang maksud dari “kecuali jika Allah menghendaki”

penjelasan Imam an naisabury benar-benar cahaya dalam kegelapan

Imam an Naisabury menyimpulkan bahwa keimanan itu terdiri atas dua jenis, yaitu keimanan sukarela dan keimanan dipaksa.

Dua jenis iman itu berlaku dalam memahami ayat ini,

pemahaman ayat ini adalah, bahwa andaipun semua bukti dikeluarkan, tentang kebenaran Rasulullah Muhammad SAW dengan risalah yang diembannya, maka mereka tidak akan pernah beriman dengan keimanan yang berasal dari kerelaan mereka.

Mereka hanya akan beriman jika “dipaksa” oleh Allah untuk beriman

Mereka yang dimaksud dalam sabab nuzul ayat ini adalah 5 orang dedengkot penindasan kepada kaum muslimin sewaktu di Mekkah, yaitu : Al Walid bin Mughirah (ayahnya Khalid bin Al Walid), Al ‘Ash bin Al Wail (ayahnya ‘Amr bin al ‘Ash), Al Aswad bin ‘Abd Yaghuts, AL Aswad bin Al Muththalib, dan al Hirts bin Hanzhalah.

#sungguh brillian imam an Naisabury ini, cahaya ^_^

jadi,
Orang-orang yang dihatinya ada sifat takabbur, tidak akan pernah percaya, tidak akan pernah beriman dengan kerelaan,
mereka baru akan beriman jika dipaksa untuk beriman.

DISARIKAN dari tafsir an Naisabury jilid 3 hal 147

al muzzammil – mengajar sabar dalam perjuangan

Bismillahirrahmaanirrahim

melanjut tadabbur surat al Muzzammil,
dalam 9 ayat sebelumnya ada kejutan,
ketika bahwa Rasulullah bersiap-siap mengenakan jubahnya untuk shalat ditengah malam
jubah yang tetap dipakai hingga ke Medinah.

sentakan kali ini bahwa dalam situasi yang demikian, Mesir, Rab’ah Rabu kelabu
dihentak oleh ayat sepuluh
“Dan bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan jauhilah mereka dengan cara menjauh yang baik”

ayat ini memang konon telah dihapus dengan perintah jihad qitali (perang)…..
tetapi suatu ibrah dalam bersikap bisa kita ambil

hari-hari dimana lisan bagai pedang, bahkan lebih keras dari pedang ….
tuduhan-tuduhan dilontarkan …..

ketika tuduhan terlontar alangkah indahnya kita bersikap sebagaimana yang disampaikan surat al Muzzammil ini,
“bersabarlah terhadap apa yang dikatakan mereka yang menjadi lawan, atau tidak bersimpati terhadap perjuangan kita”

sungguh, hari-hari ini, aku banyak menemukan saudara-saudaralu tercinta, yang dipersatukan dalam do’a rabithah, tidak menunjukkan sikap yang demikian …..
cacian dan makian pada lawan pemikiran lebih kentara, tanpa akal, logika dan adab

bersabarlah,
jikapun membalas tuduhan dengan kata yang baik

yang mulia perdana menteri turki, berkata-kata pedas, tetapi kata-kata pedasnya masih mengandung norma dan etika.
lalu kata-kata beliau dikutip, paling sedih kalau udah ditambahi dengan “makian ala indonesia” yang jauh dari tata bicara

dapat suatu berita, langsung diupload, tanpa dipikir
dikomentari tanpa dicerna….

do’aku semoga Allah memberikan kesempatan membuka sekolah, yang mampu meluluskan mereka yang tidak mudah mengeluarkan kata, tiada berkata kecuali kebaikan, menebar kebenaran, isi berbobot.
bersabarlah terhadap perkataan yang membuat telinga merah, amarah bergejolak, bersabarlah.

lihatlah bahwa Allah menjamin :
“biarkanlah mereka dan kalangan yang mendustakan ayat-ayat Allah, biarkan mereka, mereka itu urusanKu”

surat al muzzammil ini tidak turun sekaligus, dan ayat 11 turun sebelum perang badar beberapa saat.

mereka akan diberi keleluasaan berkata-kata sekejap saja, sesungguhnya Allah memiliki rantai-rantai yang disiapkan sebagai balasan atas “kebebasan” yang sekarang mereka miliki
sebagaimana neraka panas yang telah Allah siapkan ….kemudian juga makanan berduri dan siksa yang memilukan.

nabi pingsan ketika mendengar ayat ini, jiwanya yang penuh dengan kasih sayang tak kuasa menahan rasa sakit atas adzab-adzab yang dipersiapkan.

lalu kita dalam berdakwah pada “musuh”, telahkah bersikap bahwa kita mengkhawatirkan mereka terkena neraka, atau justru merasa puas jika mereka terjatuh pada adzab?

sungguh, selama nafas masih ada, berikanlah harapan yang terbaik,
perasaan boleh panas, tetapi pikiran dan kata tetap harus dijaga.

sesungguhnya semua balasan akan tampak terlihat pada hari yang sangat berat, hari penuh guncangan, ketika gunung-gunung tanahnya mengering dahsyat menjadi debu-debu yang mengalir

apa yang terjadi hari-hari ini, pas banget rasanya kalau melihat ayat 15 dan 16
Sesungguhnya telah hadir kepada mereka seorang Rasul, yang akan menjadi saksi atas perilaku mereka
sebagaimana Allah mengutus kepada Fir’aun seorang Rasul
jika Fir’aun mendustakan, dan mereka mendustakan, apakah mau kita ikut-ikutan mendustakan?

kita adalah kaum beriman, yang mengimani apa-apa yang dibawa oleh nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam
betul bahwa kita harus bersikap “keras” terhadap kaum kafir dan lembut sesama kaum mukmin,
tetapi tentu ada cara-caranya, ada tempatnya, ada waktunya saat bersikap keras tersebut.

jika kita merasa benar, sudah barang tentu menjadi pihak yang paling bijak dalam menyikapi segala sesuatu adalah hal yang utama

ayat 10 – 19, mengajariku kesabaran

kesabaran itu telah nyata dimiliki pejuang mesir, maka kemenangan itu semakin dekat

islam bukan arab? apa iya?

a’udzubillah min asy syaithan ar rajiim

Aku berlindung pada Allah dari setan yang terkutuk,

Saya mulai tulisan kali ini dengan ta’awudz, karena apa yg akan saya tulis tentang ayat… Pemahamannya masih berat di otak saya,,,
Mudah2an dengan menulis ada para ahli yang ikut nimbrung supaya semakin memperjelas struktur berpikir yang harus kita miliki.

Tulisan ini berawal dari kritik saya pada suatu redaksi dalam sebuah buku, dari redaksi berikut ini :
“islam bukanlah arab, hanya ditakdirkan di arab untuk menjadi risalah yang menginternational”

Yang saya kritik dalam tulisan sebelumnya adalah kata : “hanya ditakdirkan di arab untuk menjadi risalah yang menginternational”

Redaksi demikian, bagi saya, terasa menyepelekan keberadaan “arab” dalam takdirnya menjadi bahasa dan bangsa yang dipilih Allah menerima langsung kebenaran islam,

Maka dari itu, redaksi pengganti yang saya usulkan adalah :
“Islam adalah agama internasional, kasih sayang bagi semesta alam, dimana Allah memuliakan bangsa arab dengan menjadikan nabi ummat islam dari bangsa arab dan menjadikan orang-orang pelopor penyeru islam dari bangsa ini, bangsa arab”

Redaksi tulisan yang saya sarankan diganti, telah ada dibuku yang tercetak, dan semoga saja andai buku tersebut di cetak ulang, mba Afifah Afra berkenan mempertimbangkan koreksi tersebut.

Tetapi yang kemudian menjadi sorotan, adalah hal yang saya sedang perhatikan, beberapa saat sebelum ini…

Mba afifah afra sebagai penulis menyatakan redaksi “islam bukan arab” adalah tidak salah

Yuuk kita lihat …. Check it out

Ketika tadabbur ayat-ayat al qur’an, sampai pada ayat 37 surat ar ra’du,
Klo terjemahan versi depag :
“Dan demikianlah Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa arab. Sekiranya engkau mengikuti keinginan mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka tidak ada yang melindungi dan menolong engkau dari (siksaan) Allah.

Dan namanya juga tadabbur, terjemahan versi depag ini saya coba cek dari sisi kaidah bahasa arab dan kemudian buku-buku tafsir yang dapat saya akses.
Saya membaca kitab-kitab tafsir berikut ini:
1. Tafsir thabary
2. Tafsir ibnu katsier
3. Tafsir ar razy
4. Tafsir an nasafiy
5. Tafsir imam syafi’I
6. Tafsir an naisabury
7. ‘Irab qur’an wa bayaanih

Sesudah membaca tafsir2 tersebut, terjemahan saya atas ayat 37 surat ar ra’du adalah seperti berikut :
“Dan demikianlah kami turunkan ia (al qur’an) dalam kondisi sebagai agama arab, sekiranya kamu mengikuti keinginan mereka (orang yahudi dan nashrani) setelah datang pengetahuan kepadamu, maka tiada bagimu dari siksa Allah penolong dan tiada pula pelindung”

Al qur’an adalah hukman ‘arabiyyan: hukum arab, agama arab, sistem arab.

Begitu yang tercantum dalam tafsir thabary.
Imam thabary menulis : “Allah yang tinggi sebutanNya berkata : sebagaimana kami turunkan kepadamu kitab ini wahai Muhammad. Maka mengingkarinya beberapa golongan.
Demikian pula kami menurunkan hukum dan agama sebagai hukum arab, menjadikannya bersifat arab, memberikan sifat arab padanya dengan sifat tersebut karena agama ini turun pada Muhammad SAW dan ia adalah orang arab, maka agama ini dinisbatkan kepada arab. Karena agama ini diturunkan padanya, maka golongan-golongan mendustakannya. (Tafsir thabary, jilid 16 hal 475, cetakan syakir)

Apa mesti dikata?
Islam adalah agama arab, demikian yang imam thabary sampaikan….

Lalu bagaimana korelasi dengan : “islam adalah rahmatan lil ‘aalamien”

Brilliannya imam syafi’i, tafsirnya tidak menyebutkan hal demikian,
Imam syafi’I hidup sebelum imam ath thabary.
Pemahaman seperti yang diatas dianggap akan menjadi pemahaman otomatis, karena nabi Muhammad SAW adalah orang arab, maka agama ini agama arab, dengan bahasa arab,
Dalam tafsir ayat ini imam syafi’I menyebutkan kewajiban mempelajari bahasa arab,
Begini cuplikan tafsir imam syafi’I (tafsir imam syafi’I ini adalah kumpulan perkataan imam asy syafi’I dalam buku-buku nya yang terkait al qur’an)
Dari kitab ar risaalah : “sesungguhnya nabi Muhammad diutus kepada seluruh ummat manusia, kita dapat anggap bahwa nabi Muhammad diutus dengan lisan kaumnya, maka kewajiban seluruh ummat manusia agar mempelajari lisan nabi Muhammad dan apa-apa yang mampu mereka lakukan”

Imam an Naisabury, menggambarkan hal yang lebih mendalam, menceritakan psikologis nabi Muhammad ketika ayat ini turun.
Orang yahudi sebagai ahli kitab selalu melancarkan serangan-serangan pada setiap ketetapan dalam agama islam yang Allah turunkan lewat al Qur’an.
Diantara serangan yahudi ini adalah mempertanyakan kearaban nabi Muhammad, tatkala kiblat shalat ummat Islam dipindah ke mesjidil haram, nuansa kearaban dalam agama islam semakin kental.
Bertambahlah dengki orang yahudi, mereka berusaha memindahkan kembali kiblat ummat islam. Issue yang digulirkan adalah “rendahnya nilai kearaban”, mereka kaum yahudi menyebut bahwa penghalang mereka mengakui kenabian nabi Muhammad adalah tradisi-tradisi arab yang “tidak manusiawi”, “menindas wanita misal pernikahan poligami”,etc.

Ejekan orang yahudi saat itu pada nabi Muhammad adalah “tidak mungkin ia (Muhammad) seorang nabi, lihat aja perhatiannya hanya pada kawin dan perempuan, kalau benar ia seorang nabi maka ia akan sibuk dengan wahyu kenabian”

Saat nabi Muhammad SAW melihat kondisinya, ada hal-hal yg benar dari ucapan ini, yaitu banyaknya istri yang dimilikinya.
Ejekan yang Allah balas dengan keterangan yang menentramkan nabi Muhammad, bahwa nabi adalah manusia yang makan dan menikah, nabi bani israil seperti Sulaiman, memiliki 360 wanita, baik istri maupun budak, nabi Daud ayahnya sulaiman memiliki 100 wanita”

Ayat ini mempertegas, tidak ada masalah dengan kearaban, sebagaimana yang kaum yahudi permasalahkan,
Islam adalah hukman ‘arabiyyan

Sesudah membaca semua ini,
Bagi saya, saya harus lebih berhati-hati memisahkan antara arab dengan islam,
Karena sampe hari kiamat al qur’an akan selalu berbahasa arab,
Sampe hari kiamat, pernyataan syahadat harus dengan bahasa arab,
Sampe hari kiamat, shalat harus ditegakkan memakai bahasa arab.

Jadi justru ketika mba afifah afra menyatakan redaksi “islam bukan arab” adalah tidak salah,

Bagaimana dengan surat ar ra’du ayat 37 tersebut?

Tadinya saya belum mau menyentuh masalah ini, hanya fokus pada penghormatan pada bangsa arab, dan melakukan kritik atas kalimat : “hanya ditakdirkan di arab”

Jadi kalau semakin mengkaji,
Versi ganti atas redaksi ini “islam bukanlah arab, hanya ditakdirkan di arab untuk menjadi risalah yang menginternational”

Adalah justru lebih ekstrim lagi :
“Islam adalah agama arab, ditakdirkan diturunkan di arab, untuk menjadi risalah yang menginternational”

Saya memahami awal kemunculan istilah islam bukan arab, dari banyak pemikir, pemisahan arab dan islam adalah karena carut marut kebudayaan arab, yang kemudian pemisahan ini terjadi, maksud hati menyelamatkan islam, memisahkan ketinggian islam dari keburukan kebudayaan arab, tapi jika upaya pemisahan tersebut bertentangan dengan al qur’an?

Kenyataan bahwa islam adalah agama arab, tidak menghalanginya menjadi risalah yang menginternational

Berada dalam posisi sulit, jika dalam kelemahan kemudian harus “menaklukan” peradaban tinggi.

Betapa sulitnya fir’aun mengimani Musa, karena Musa adalah seorang buronan dengan kasus pembunuhan, Musa juga berasal dari kaum budak.
Kenyataan yang sulit diterima Fir’aun untuk memeluk agama kaum yang diperbudaknya.
Sulit bagi fir’aun untuk menyembah tuhan yang disembah kaum yang diperbudaknya.

Betapa sulit bagi Abu Jahal beriman pada nabi Muhammad SAW, yang tidak lebih kaya darinya, tidak memiliki kebun-kebun seperti pamannya Abu Jahal (al walid bin al mughirah),
betapa berat bagi abu jahal mengakui bahwa Allah memilih nabiNya dari klan hasyim yang jelas-jelas merupakan rival utama klan makhzum.

Lalu tantangan kita zaman ini?
Apapun carut marut pada bangsa arab kini, atau dahulu ….

Saya mengimani agama islam adalah hukman ‘arabiyyan, sebagai satu-satunya agama yang benar, menunjukkan pada Allah,
Agama arab yang diperuntukkan bagi seluruh ummat manusia
Tiada masalah bagi saya beriman pada satu risalah kebenaran yang turun di tanah mulia, tanah arab.

Islam dan arab, kata yang digunakan musuh-musuh islam sebagai senjata dua mata.
Pertama, digemborkan islam adalah arab, supaya orang tidak mau masuk islam saat melihat perilaku negatif orang arab.
Kedua, digemborkan islam bukan arab untuk memisahkan para pemeluknya dari agama ini, agama yang seluruh ajarannya turun dengan bahasa arab, pada bangsa arab, di tanah arab.

Aku menghormati arab dan kearaban,
Beriman pada kebenaran islam, islam adalah agama arab yang diperuntukkan bagi seluruh ummat manusia.

Demikian pemahaman dari tadabbur yang pastinya tiada pernah henti hingga datang ajal yang telah pasti

Al muzzammil – ketika (terlanjur) memahami yang berselimut

Al muzzammil,, surat yg ketiga turun pada Rasulullah,

Nah ingatan makna muzammil langsung terasosiasi selimut,
Tapi abis baca beberapa tafsir jadi memilih arti al muzzammil adalah ‘yang memakai mantel’

Seru banget baca maksud mantel disini
1. Mantel yg dimaksud adalah mantel yg dipakai Rasulullah untuk shalat
2. Mantel tersebut sebuah majaz, yaitu mantel kenabian dan risalah

Nah loh klo gitu setting surat ini bukan manggil Rasulullah yg lagi tidur pake selimut untuk bangun terus shalat malam,
Tapi Rasulullah udah bangun sedang siap2 mau shalat dengan mengenakan mantelnya.

Masyaallah jadi kebayang dinginnya malam trus siap siap shalat dengan jubah mantel keren

Kata aisyah jubah mantel itu panjangnya sekitaran 7 meter, menjuntai hingga kalau dipakai shalat Rasulullah juntaiannya bisa menyelimuti aisyah yg tertidur

Jadi penerjemahan bebas ayat2 awal surat al muzzammil adalah : “wahai orang yg bermantel untuk shalat, tetaplah bersikap demikian, laksanakan selalu yang demikian, bangunlah untuk melaksanakan shalat diseluruh malam kecuali sedikit untuk tidur, yaitu setengah malam, atau kurangi sedikit, atau tambahkan dari setengah, dan bacalah Al quran dengan tartil”

Itu semua adalah persiapan untuk dapat menerima sesuatu yang besar, yaitu al quran.
Betapa pentingnya sebuah persiapan
Mempersiapkan segala sesuatu dan bisa jadi persipan lebih lama dari acara intinya

Ini falsafah pendidikan dasar ke empat yang akan melekat di sekolah yg insyaallah akan saya bangun

Pertama falsafah basmalah

Kedua falsafah mencatat, bahwa pena adalah pemburu ilmu dan kemahiran mencatat menjadi pengajaran. Kisah antara ibnu syihab az zuhri dan shalih bin kisan sangat menginspirasi dimana ibnu syihab lebih mahir mencatat daripada shalih, maka az zuhri menjadi terdepan

Ketiga falsafah pengajaran, bahwa sekolah itu tempat mengajarkan ‘yang benernya’,

Keempat, falsafah persiapan, persiapkanlah segala sesuatu

Empat landsan yg didapat dari tadabbur al’alaq, Al qalam, al muzzammil

Trus selain itu akan ditanamkan perbedaan malam dan siang, perbedaan hari-hari, perbedaan bulan-bulan.
Bulan2 haram itu bukan harus dihormati orang arab saja, tapi seluruh ummat islam.
Kalau kita menganggap seluruh hari itu sama, semua bulan itu sama, kejadian deh kaya semalam,
Pas nisfu sya’ban, di ibukota negeriku malah digelar pesta pora

Memakmurkan waktu2 sebagaimana yang Allah ajarkan
Awal malam cepet tidur, terus bangun, biar dapet gelaran kata ‘nasyiatul lail’ penumbuh malam, hingga tanaman amalan malamnya menjulang hingga ke angkasa.
Jadi malam itu tidur 2-4 jam trus isi deh ama shalat

Siangnya?
Ini yg heboh, klo imam an naisabury bilang 3 hal di siang hari : tidur, istirahat dan pemenuhan kebutuhan.

Kegiatan malam yg paling baik adalah dzikir mengingat Allah dan mengkhususkan waktu untuk Allah,
Allah pemilik timur dan barat, maka berikanlah waktu-waktu khusus untuk beribadah dengan segenap jiwa raga
Jika kita mampu mengelola malam dengan benar, maka akan tampak nyata dari sikap tawakkal yang menghiasi pribadi

Hanya berserah diri kepada Allah

Ohw membongkar hidup, memanage waktu, sebagaimana yang Allah mau
Bismillah

Tadabbur al muzzammil 1-9

Al Qalam – Tinta Menuliskan Pemahaman (2)

lanjut, berburu ilmu, yuuuk

Ambisi dan Persaingan

Dua kata yang ditambah lagi dengan kekuasaan, lengkap deh

itulah hidup,

ada banyak orang baik, potensial, mampu bertutur kata yang dapat mempengaruhi, ada banyak yang demikian di luar barisan kita

ambisi , persaingan, kekuasaan, ditambah lagi kekayaan ….

top banget dah ini pertarungan

Alkisah, ehhhh alkisah lagi

memang ingin berkisah

Bani Makhzum, menyimpan bara persaingan pada Qushay,

Bangsa Quraisy, lama terhadang, hidup diluar kota Mekkah, takut dibawah tekanan para Khuza’ah.

Tiba-tiba saja seorang pemuda yang dibesarkan di tanah ٍSyam dengan cerdik memegang kunci ka’bah dan menjamin keselamatan Quraisy untuk hidup di tengah kota.

Berduyun-duyunlah, kota dipenuhi Quraisy, Khuza’ah tersingkir, sang pemuda dielukkan menjadi pemimpin.

Ia, Qushay putra Kilab. Kilab pun tak pernah memapahnya berjalan. Kilab meninggal saat Qushay hitungan bulan, Qushay yang yatim hidup dengan ibu yang membawanya ke tanah Syam.

lalu kini Qushay telah kembali dan menjadi pahlawan Quraisy, dengan cara yang tidak memakan biaya? ahhh membuat bibit-bibit dengki.

Nasab Qushay lebih pertengahan, kepemimpinannya tak tergoyahkan, tiada jalan bagi Bani Makhzum menaikkan suara kecuali dengan penguasaan harta.

Jalan yangg membuahkan hasil, hingga zaman nabi  Muhammad SAW yang merupakan keturunan Qushay,

bani Makhzum telah setara, pendapat-pendapat mereka dalam mimbar Quraisy, di dengar, karena klan ini telah melesat kekayaannya.

Saat kenabian hadir pada Rasulullah Muhammad SAW, sosok fenomenal Bani Makhzum adalah al walid bin Mughirah, ia orang terkaya, terfasih, paling bijak, yang dikenal Quraisy saat itu.

Al Walid adalah ayah khalid bin Al walid sang pedang Allah,

Al Walid juga paman dari Abu Jahal si fir’aun ummat Islam

Al Walid dengan ngototnya memberikan sifat gila pada nabi Muhammad,

satu ejekan pada manusia terbaik, ejekan yang tidak dapat diterima.

nabi Muhammad bersabar atas itu, setiap ajakan dialog dari al walid tetap diladeni.

hingga suatu ketika ajakan kompromi diajukan al Walid,

ia mengajak agar agama yang dibawa nabi Muhammad adalah agama kompromi,

memadukan penyembahan Allah, dan tuhan-tuhan yang disembah kaum kafir.

nabi Muhammad SAW kemudian membacakan apa yang Allah perintahkan bahwa “tidaklah boleh menerima jangan menta’ati ajakan al Walid”

nama al Walid tidaklah disebut, ayat 10-15 al Qalam hanya menyebutkan sifat-sifat al Walid.

Al Walid adalah orang yang :

1. Banyak bersumpah, banyak janji atas nama Allah, bahwa ia dalam kebenaran.

2. banyak berbuat maksiat

3. Suka ngegosip, ghibah, ngomongin kejelekan orang (catet : ghibah, klo ghibah itu berarti keburukan yang diomongin emang nyata adanya)

4. suka ngomporin, suka manas-manasin, sampe terjadi gontok-gontokan

5. bakhil dalam berinfaq di jalan Allah, bahkan ia bertekad siapapun yang berislam dari anak-anaknya (yang lelaki berjumlah 10) maka tidak akan mendapat bantuan ekonomi

6. melampaui batas kalau berbuat kedzaliman

7. Ga punya lagi syahwat seksual

8. Zanim (kita ngobrol point 8 ini belakangan)

9. banyak harta dan anak

10. bilang kalau al Qur’an itu dongeng belaka

Zanim tuh artinya tertuduh sebagai anak haram, serem ihh,

ternyata al Walid ini, saat berusia 18 tahun, ayahnya mengenali, kalau ia jauh dengan sifat-sifat fisiknya, maka al Mughirah mulai berubah sikap. Kenangan masa muda yang kemudian terungkit kembali saat turun ayat ini, dan kebenaran pun terungkap. AL Walid memaksa ibunya untuk bercerita yang sebenarnya, saat ibunya tutup mulut ancaman pedang pun dileher ibunya al Walid… dan jrennng ‘AL Walid adalah anak hasil zina dengan penggembala”

Astaghfirullah , na’udzubillah ….

zaman ini? tipikal al Walid gentayangan dimana-mana

asli …..

klo lihat acara yang dulunya J>> trus berubah jadi I>>

betapa tipikal-tipikal al Walid ini gentayangan

misal di hari-hari ini akan kita temuka kemiripan tiap karakter yang suka ditonton masyarakat di acara ntu ntu dan juga acara lainnya:

1. Nanti kita lihat di pengadilan _____ ( termasuk kategori Banyak bersumpah, banyak janji atas nama Allah, bahwa ia dalam kebenaran)

2. minum wine, clubbing, dll (banyak berbuat maksiat)

3. Suka ngegosip, ghibah, ngomongin kejelekan orang (catet : ghibah, klo ghibah itu berarti keburukan yang diomongin emang nyata adanya)

4. suka ngomporin, suka manas-manasin, sampe terjadi gontok-gontokan

5. ga boleh klo aktivis dakwah kaya harus miskin terus (mirip dengan bakhil dalam berinfaq di jalan Allah,)

6. bully terus sampa habis ( MIRIP SIKAP AL WALID melampaui batas kalau berbuat kedzaliman)

7. benci poligami halal tapi pro eyang syubur (mirip sikap al Walid, Ga punya lagi syahwat seksual yang benar)

8. edited

9. banyak harta dan anak

10. pisahkan agama dan negara ( bisa masuk kategori mereka yang bilang kalau al Qur’an itu dongeng belaka)

Maka dari itu wahai aktifis Islam sejagat raya (yang ngerti bahasaku ^_^)

HINDARI BERSIKAP SEPERTI AL WALID,

QTA HARUS BERBEDA, SANTUN DAN BANYAK ISTIGHFAR!

BANYAK JUGA MENDO’AKAN SUPAYA mereka PADA DAPAT HIDAYAH

soalnya ngeri banget hukuman buat al Walid tuh, asli ngeri banget.

jadi selama masih di dunia ayo yok dengan sabar membuat meyakinkan mereka bahwa kita sayang pada mereka dan ingin menunjukkan kebenaran

jikapun kita menyebut ancaman, maka buatlah redaksi yang menunjukkan bahwa ancaman itu datang dari Allah.

alhamdulillah nyampe ayat 10

kini saatnya rehat sebelum datang saatnya berjauhan dari kasur

lanjut besok insyaallah.

tetep jangan lupa 2014 no 3 PKS tea

Oh ya, yang paling bikin seneng, yang paling bikin terikat dengan surat ini adalah, satu ejeken dibalas 10

al Walid mengejek nabi Muhammad dengan satu ejekan “gila”

nabi Muhammad bersabar

Allah membalas dengan 10 ejekan

maka dari itu, banyaklah qta bershalawat pada Rasulullah, kata-kata baik diucapkan pada Rasulullah,

Shalawat yang akan menjadi pembeda kita dengan dia al Walid, makhluk lemah yang akan dihisab tanpa penonton, hanya dia dengan Allah saja. (menggigil aq)

1 shalawat untuk Rasul akan berbalik 10 kebaikan buat kita

Allahumma Shalli ‘alaa Muhammad wa ‘Alaa AAli Muhammad

Tadabbur Surat Saba (3)

Segala puji bagi Allah, pujian yang akan mendalam maknanya jika para pelantunnya meyakini bahwa segala apa yang dilangit dan dibumi adalah milik Allah. Para pelantun pujian dituntut meyakini bahwa tanaman yang keluar dari bumi, atau bahan tambang yang dikeruk dari bumi, semua dapat hadir atas seizin Allah.

Alangkah mengherankan jika para expert pertanian dan pertambangan tidak sampai pada kesimpulan bahwa Allahlah pemilik segala pujian, sebagaimana jika mereka tetap pada sikap ingkar akan adanya hari berbangkit, yaitu hari dimana kematian berganti kehidupan.

Sikap ingkar dan tak mempercayai adanya hari berbangkit,bisa jadi diakibatkan kemapanan ilmu pertanian dan pertambangan, sehingga yang terasa adalah kuasa manusia dan melupakan kuasa Allah atas segala sesuatu.

Mereka yang ingkar berani berkata “Tidak akan datang kepada kami waktu yang kabarnya telah ditentukan itu”

Kita yang beriman harus menjawab dengan lantang “sungguh, hari berbangkit itu akan datang, Demi Allah yang mengetahui yang ghaib dan yang tampak.

Allah yang tidak pernah luput dari pengawasanNya apapun meski sebesar atom atau sesuatu yang lebih besar atau yang lebih kecil dari atom, semua dalam pengetahuan Allah secara mendetil tercatat dalam kitabNya.

Kemahakuasaan Allah dalam pencatatan ini ditujukan untuk satu tujuan agar Allah membalas keimanan dan perbuatan shaleh dengan ampunan dan rizqi yang mulia.

Betapa berharganya keimanan, yaitu suatu rasa percaya akan keberadaan Allah, mengenaliNya dengan seluruh sifat-sifat yang dimilikiNya

Jadi yakinlah akan keberadaan Allah, tujukan setiap amal perbuatan kita, sesederhana apapun, seperti memungut duri dari jalanan untuk Allah. Agar kita mendapat balasan kebaikan dari Allah, sungguh Allah senang memberi umpan balik atas keimanan dan kebaikan yang kita lakukan

Tadabbur Surat Saba ayat 3-4

Tadabbur Saba (2)

Surat Saba satu dari 5 surat yang di mulai dengan pujian pada Allah ….mengajarkan bagaimana memuji Allah

Allah yang Maha Terpuji, segala pujian untukNya

pujian terbaik kan terlantun jika aku memahami

bahwa Allah mengetahui segala apa yang masuk ke dalam bumi

yaitu mereka yang mati dan kemudian dikubur, dikubur dimanapun, dapat dipastian setiap yang terbaring tak bernyawa masuk ke dalam bumi, mereka yang dikremasi sekalipun, abu nya kan tetap masuk ke dalam bumi.

Dan apapun yang terbenam ke dalam bumi, Allah mengetahui semua itu

tak ada rahasia yang tersembunyi bagiNya

Dan Allah mengetahui apa yang harus keluar dari setiap titik-titik bumi, tanamannya dan bahan tambangnya

Adapun langit maka ia menurunkan air hujan dan berbagai macam keberkahan

Langit, tempat dimana Malaikat-malaikat menaikinya

Langit, tempat do’a-do’a dan seruan kita, lalu Allah mengabulkannya

Dan Allah Maha penyayang, penuh kasih, Ia menurunkan dari langit segala kebutuhan kita

Allah Maha Pengampun atas kekhilafan kita dalam upaya mengeluarkan apa yang ada di dalam bumi

Maka dari itu pelajarilah pertanian dan pertambangan

mintalah ilmu keduanya pada Allah, sehingga saat keduanya keluar dari bumi, berkah langit turut menyertai

perhatikanlah bagaimana Allah menutup ayat ini, Allah penuh kasih sayang, dimana Allah menumbuhkan pertanian di bumi dan mengeluarkan bahan tambang dari bumi,

dan Allah maha mengetahui dalam proses keduanya, pasti ada hal-hal yang mencederai bumi, maka usaha-usaha reklamasi, konservasi atas kerusakan harus masuk kedalam budget,

maka dari itu ayat ini ditutup dengan kata “al ghafur”, Allah Maha mengampuni.

Inilah letak sangat istimewanya bahasa al Qur’an, penuh rahasia-rahasia

Tadabbur Surat Saba ayat 2

يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ الرَّحِيمُ الْغَفُورُ

“Dia yang mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, dan apa yang keluar darinya, dan apa yang turun dari langit dan apa yang menaikinya, dan Dia Maha penyayang dan Maha Mengampuni

Tadabbur disarian dari tafsir an Nasafiy

Kisah Indah bersama Surat Fathir (12-habis)

(12)

Menunaikan Tugas Mulia

Jangan !!! Jangan Ingkar !!!

Karena kau tak mengetahui semuanya

Sedangkan Allah Maha Mengetahui apa yang tampak dan apa yang tersembunyi

Karena engkau khalifah di muka bumi, maka Allah menganugerahkan ilmu

Maka jangan terpukau oleh kehebatan-kehebatan pengetahuan

Sistematika berpikir yang ada disekitarmu mungkin membutakanmu

Kau tahu, Tantangan-tantangan pada kekafiran

adalah selalu begini : adakah kekuasaan lain selainNya?

kau bisa banyak menemukan kalimat-kaliamat:

“Allah pencipta, yang mencipta dengan segala macam sifat-sifat alam, Apakah tuhan-tuhan lain selain Allah, punya ciptaan?”

“Apakah tuhan-tuhan dapat menerbitkan matahari dari barat?”

Dan ribuan tantangan lainnya

Tantangan yang dijawab kekafiran dengan kesungguhan

Tanpa kitab suci mereka Berjaya

Mempelajari setiap hukum alam

untuk menaklukan dan mencipta

Dan semua upaya itu adalah “kepalsuan” saja

Tapi sesungguhnya pertanyaan adalah untukmu

Jika kekafiran bersungguh-sungguh mempelajari ilmuNya

Bagaimana dengan mu?

Engkau lebih berhak mempelajari semua ilmu itu

Agar tugas mulia yang kau miliki

Yaitu sebagai khalifah

Dapat kau tunaikan sebaik-baiknya

Bedakanlah antara fenomena-fenomena alam

Mana yang merupakan karakteristik alam

Dimana Allah menjaga bumi dan langit agar tak hancur

Dengan mekanisme yang sangat agung dan rapih

Dan mana yang merupakan azab?

Sungguh ketetapan Allah itu tak pernah berubah

Belajarlah dari kesudahan ummat-ummat terdahulu

Dan satu yang mesti kau camkan

Saat ini Allah tidak menghukum tuntas para pelaku ingkar dan kekafiran

Tetapi ada tenggang yang diberikan hingga waktu yang hanya Ia tahu

Satu yang pasti : Allah Maha Melihat apa yang terjadi pada Hamba-hamba Nya

Sebuah note tadabbur dari Fathir : 38 – 45

Kisah Indah bersama surat Fathir (11)

(11)

Tak Mungkin dapat Berulang

Fathir yang rupawan dengan cahaya

Telah berkata pada kita tentang ujung bahagia

Bagi mereka yang hatinya penuh keta’atan

Dan kini bercakap tentang

jiwa pemberontak, Jiwa yang ingkar

Keingkaran menempatkan pelakunya di neraka Jahannam

Tak ada rasa ringan disana

Yang ada hanyalah teriakan yang menyayat hati

teriakan-teriakan yang sia-sia

teriakan yang tidak didengar

karena yang kini berteriak

dulu tak pernah mau mendengarkan peringatan

Sungguh, lolongan keputusasaan yang tak bertepi

“kembalikan !!!!” “kembalikan lagi kami ke dunia !!!!”

“Kembalikan!!! kami akan melakukan hal yang lain,

kami tak akan melakukan lagi apa yang telah kami lakukan,

kembalikan, Tuhan !!!!

agar kami dapat beramal shaleh

mereka tak akan pernah bisa kembali

Dan Waktu tak akan pernah berulang

Sebuah Note tadabbur dari fathir : 36 – 37

Kisah Indah bersama Fathir (9)

(9)

Pilihlah dan berbahagialah

Malaikat-malaikat rupawan, makhluk cahaya bersayap cahaya

Yang terkuat diantara mereka, Jibril yang bersayap 600 helai

Jibril penyampai kitab cahaya

Cintakah engkau pada kitab cahaya?

Saat kau mengeja cahaya,

hasil pada jiwamu adalah kau cinta bersujud pada Cahaya diatas cahaya

kau akan tergila-gila pada shalat,  pada sujud-sujud menghamba-Nya

 

Saat kau bersujud

merasakan dengan sangat sesuatu bernama Kasih sayang Allah

Kau ingin membagi rasa bahagiamu itu

Kau menjadi teramat dermawan

 

Saat kau mengeja cahaya

Kau juga akan mengerti tentang perniagaan

Kau akan mengerti bagaimana menjadi beruntung

Dan tentu saja selalu berharap

jika kau berniaga, kau tiadalah pernah merugi 

 

Begitulah tujuan-tujuan harus dipancangkan

Agar kau menyerap cahaya dan memancarkannya kembali

Menyerap dan memancarkan cahaya

Itulah bagaimana engkau bersyukur padaNya

Maka Dia akan selalu menambah terangmu

Kitab Cahaya yang kau eja

Diturunkan pada utusan cahaya

Dia, Muhammad yang  Shalawat dan Salam baginya

adalah kebenaran

Kitab Cahaya yang kau eja

Adalah diwariskan bagi ummat pilihan

Jika kau bagian ummat pilihan berbahagialah

Ummat pilihan adalah sekumpulan manusia

Yang mampu menyerap dan memancarkan cahaya

Dan kemampuan engkau berbeda-beda

Termasuk yang manakah engkau?

Termasuk yang seperti apakah engkau diantara orang-orang pilihan?

Apakah mereka yang menyakiti diri sendiri?

Apakah mereka yang biasa-biasa saja dalam berbuat?

Ataukah yang terdepan menebar kebaikan?

Pilihlah dan berdo’alah untuk menjadi orang pilihan yang paling berbahagia !!!!

Sebuah note tadabbur dari Fathir : 29-32